Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Istiqamah diatas Amalan Shalih
Senin, 29 April 2024

Khutbah Jumat: Istiqamah diatas Amalan Shalih ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 16 Syawal 1445 H / 26 April 2024 M.

Khutbah Jumat: Istiqamah diatas Amalan Shalih

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepada kamu al-yaqin (kematian).” (QS. Al-Hijr[15]: 99)

Karena memang demikianlah tujuan diciptakannya seorang hamba. Ibadah tidak terbatas pada bulan Ramadhan saja. Bulan Ramadhan hanyalah wasilah untuk menempa kita agar kita terbiasa di atas ibadah dan amalan shalih.

Kini Ramadhan telah meninggalkan kita, namun amal ibadah yang telah kita biasakan di bulan Ramadhan, janganlah pergi pula meninggalkan kita. Shalat malam kita, puasa kita, bacaan Al-Qur’an kita, sedekah kita, dan semua amalan shalih yang kita biasakan di bulan Ramadhan, maka hendaklah tetap menemani hari-hari kita, waktu-waktu kita. Karena itulah seorang hamba yang benar-benar merealisasikan ubudiyahnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kita semua adalah hamba Allah; semua kita akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah ciptakan kita tidak sia-sia. Allah berfirman,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ ‎﴿١١٥﴾‏ فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ…

“Apakah kalian mengira bahwa kalian Kami ciptakan sia-sia, dan bahwasanya kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?” Maha Tinggi Allah, raja yang haq…” (QS. Al-Mu’minun[23]: 115-116)

Tidak mungkin kita hidup di dunia hanya untuk main-main semata, akan tetapi tujuan yang sangat mulia dari kehidupan di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah.

Yang terpenting bukan sebatas kita melaksanakan ibadah, namun yang terpenting adalah senantiasa istiqamah di atas ibadah. Banyak orang mampu melakukan shalat malam, tapi untuk istiqamah shalat malam, banyak di antara kita yang sulit melakukannya. Banyak di antara kita yang mampu melakukan puasa, tapi istiqamah untuk senantiasa menjaga puasa-puasa sunnah, maka itu sesuatu yang tidak mudah, saudaraku seiman.

Maka yang kita inginkan dan selalu minta kepada Allah adalah diistiqamahkan diri kita di atas amalan shalih, sampai kita meninggal dunia, sampai kita bertemu dengan Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah, membawa ibadah dan amalan shalih yang Allah cintai. Karena seseorang akan meninggal di atas kebiasaannya. Maka kebiasaan-kebiasaan yang mulia itu jangan sampai kita tinggalkan. Sungguh tercela orang yang tadinya membiasakan kebaikan, dia biasa membaca Al-Qur’an, lalu ia tinggalkan, dan sekarang ia terbiasa membaca koran. Subhanallah.

Memang setiap amal pasti ada masa-masa semangat, dan setiap masa semangat ada akan ada masa-masa lemah. Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَةً وَلِكُلِّ شِرَةٍ فَتْرَةً فَمَنْ كَانَتْ شِرَتُهُ إِلَى سُنَّتِى فَقَدْ أَفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ

“Setiap amal ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat ada masa lemahnya, Siapa yang masa lemahnya tetap kepada sunnah, maka dia telah beruntung. Tapi siapa yang masa lemahnya bukan kepada sunnah, sungguh ia telah binasa.” (HR. Ahmad)

Kita tidak ingin menjadi orang yang binasa. Maka lemahnya kita dari suatu ibadah adalah tetap tegar di atas ibadah kepada Allah yang sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan itu tidak mungkin, kecuali dengan keistiqamahan hati kita.

Oleh karena itu, Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam kitab Al-Wabilush Shayyib berkata, “Tidak mungkin seseorang istiqamah, dan tidak mungkin hati seseorang istiqamah, sampai ia lebih mendahulukan apa yang Allah cintai daripada yang dicintai oleh diri dan hawa nafsunya.”

Maka, carilah apa yang Allah mencintai. Allah mencintai amalan shalih, Allah mencintai perbuatan kebaikan, Allah mencintai segala sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan manusia. Carilah ridha dan cinta Allah. Demi Allah, dicintai Allah adalah segala-galanya. Mencari ridha Allah adalah tujuan setiap muslim.

Maka ridha manusia tidak ada manfaatnya untuk kehidupan kita. Keridhaan manusia sering kali merusak keimanan dan keikhlasan kita. Mencari keridhaan manusia tak akan pernah ada habis-habisnya. Yang terpenting adalah Allah cinta kepada kita, Allah ridha kepada kita. Maka teruslah kita istiqamah di atas ibadah kepada Allah, mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Khutbah Jumat Kedua: Istiqamah diatas Amalan Shalih

Memang istiqamah yang paling berat adalah istiqamahnya hati kita. Bagaimana supaya hati kita tetap merasa betah dengan ibadah? Bagaimana supaya hati kita cintanya kepada Allah tak berkurang? Bagaimana rasa takut kita kepada Allah tetap kuat walaupun sendirian? Bagaimana tawakal kita kepada Allah senantiasa kita gantungkan?

Maka setiap harinya kita selalu periksalah tentang kabar hati kita, bagaimana hati kita selama ini? Karena itulah tempat istiqamah. Tidak mungkin amal kita bisa istiqamah kalau hati kita tidak istiqamah.

Download mp3 Khutbah Jumat: Istiqamah diatas Amalan Shalih

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Istiqamah diatas Amalan Shalih” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54112-khutbah-jumat-istiqamah-diatas-amalan-shalih/